Model Pembelajaran Cooperative Learning
Teknik Jigsaw
Pertamakali jigsaw dikembangkan adalah untuk menghadapi isu yang disebabkan oleh perbedaan sekolah- sekolah di Amerika Serikat yang sering terjadi antara tahun 1964- 1974.[1]
Metode pembelajaran kooperatif jenis jigsaw ini adalah strategi belajar kooperatif di mana setiap siswa menjadi seorang anggota dalam bidang tertentu. Kemudian membagi pengetahuannya krpada orang lain dari kelompoknya agar setiap orang pada akhirnya dapat mempelajari konsep- konsep. Jigsaw dapat digunakan jika materi yang akan dipelajari adalah berbentuk narasi tertulis. Metode ini paling sesuai untuk subjek- subjek seperti pelajaran ilmu social, literature, dan sebagian pelajaran ilmu pengetahuan ilmiah lainnya yang tujuan pembelajaran lebih kepada penguasaan konsep dari pada penguasaan kemampuan.[2]
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja sama dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Model pembelajarannya merupakan model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan”[3]
Para anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topic pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim / kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Langkah- langkah pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran menggunakan jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru.
2. Guru membagi kelas menjadi kelompok- kelompok kecil yang jumlahnya bergantung pada jumlah konsep yang terdapat pada topik yang dipelajari. Kelompok ini dinamakan kelompok asal.
3. Setelah kelompok asal terbentuk, guru membagi materi tekstual kepada tiap-tiap kelompok. Setiap individu bertanggung jawab mempelajari materi yang diterima dari guru.
4. Setelah semua mendapatkan materi dibentuklah kelompok ahli (expert time) yang beranggotakan siswa yang mempunyai materi atau topik pembahasan yang sama.
5. Setelah kelompok ahli berkumpul, diberikan kesempatan untuk kelompok tersebut supaya berdiskusi tentang materi yang telah dibagikan untuk memberikan pemahaman bagi siswa.
6. Selanjutnya, masing- masing anggota yang berada di kelompok ahli dikembalikan kepada kelompok asal.
7. Kemudian diberikan esempatan untuk kelompok asal berdiskusi dengan teman lain dalam satu kelompok mengenai topik atau materi yang telah didiskusikan pada kelompok ahli. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang telah didapat dari hasil berdiskusi pada kelompok ahli.
8. Sebelum pembelajaran diakhiri kembalikan siswa pada keadaan semula.
9. Mintalah siswa untuk berdiskusi dengan teman- teman dalam kelas untuk memadukan keserasian pemahaman.
10. Setelah selesai, guru menutup pembelajaran dengan memberikan review terhadap topik yang telah dipelajari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar