Welcome to KieKy's Blog \(^.~)/

Rabu, 09 Februari 2011

Aspek perkembangan Fisik-Motorik

ASPEK PERKEMBANGAN FISIK – MOTORIK PADA ANAK
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas revisi
Mata kuliah : Psikologi Perkembangan Anak
Dosen pengampu : Suyadi, M. Pd. I




Disusun Oleh :
RIFKI NOVIA KURNIA
08480003


PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2011


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Masa balita adalah masa emas (golden age) dalam rentang perkembangan seorang individu. Pada masa ini, anak mengalami tumbuh kembang yang luar biasa, baik dari segi fisik motorik, emosi, kognitif maupun psikososial. Selain itu ditambah pula dengan kesenangannya dalam bereksplorasi dan seperti tak mengenal rasa takut, maka segala gerakan yang diajarkan pada anak akan dianggap sebagai satu permainan yang menyenangkan. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistic atau menyeluruh. Karena itu pemberian stimulasinya pun perlu berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Mengamati perkembangan fisik-motorik seorang anak adalah hal yang sangat menarik. Mulai dari saat bayi yang tampak tidak berbahaya, begitu kecil dan hanya bisa terlentang dan menangis, kemudian ia mulai tumbuh dan berkembang. Tubuhnya semakin besar, ia mulai dapat miring, tengkurap, duduk dan merangkak. Bayi itu kemudian berubah menjadi anak kecil yang lucu yang dapat berdiri, berjalan, bahkan akhirnya ia dapat melompat dan berlari. Tampak bahwa perkembangan tubuh dan keterampilan geraknya meningkat dengan cepat sesuai dengan perkembangan usia.
Pada perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik-motorik memegang peran yang sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku sosial, dan kepribadian. Sejalan dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri. Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau mengambil barang yang diinginkan. Pengertian Perkembangan menunjukkan pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Menurut Werner, Perkembangan menunjukkan pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.
Di dalam suatu perkembangan, keadaan fisik motorik seorang anak memang sangat menjadi perhatian dan menjadi suatu pembahasan, sebab proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi kehidupan mereka pada masa mendatang. Dalam kaitannya dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama berkaitan dengan fisik dan intelektual anak.
Demikian pun dalam kaitan dengan kecerdasan motorik anak, tentu saja dipengaruhi oleh aspek perkembangan yang lainnya, terutama dengan kaitan fisik dan intelektual anak. Dalam makalah ini akan coba di paparkan apa yang dimaksud dengan kecerdasan motorik, pentingnya perkembangan motorik anak, bagaimana proses perkembangan motorik anak pada usia middle age dan stimulasi apa saja yang bisa diberikan untuk mengoptimalkan perkembangan motorik anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam makalah ini :
a. Bagaimanakah pandangan perkembangan fisik-motorik anak menurut para ahli?
b. Faktor – faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan fisik- motorik pada anak?
c. Apa sajakah masalah- masalah dalam perkembangan fisik – motorik yang sering dialami anak dan bagaimana pula solusinya?

C. Tujuan
Penulisan malkalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman atau pengetahuan tentang aspek perkembangan fisik- motorik pada anak.

D. Manfaat
1. Bagi Penyusun
Untuk dijadikan pra-syarat tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan Anak sekaligus ingin mengetahui secara jelas tentang aspek perkembangan fisik – motorik pada anak, sehingga bisa untuk menambah wawasan dan pemahaman lebih lanjut tentang psikologi perkembangan anak.

2. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan tambahan pengetahuan tentang pentingnya aspek fisik- motorik pada perkembangan anak. Dengan kata lain dengan saran yang diberikan oleh pembaca dapat dijadikan cerminan sekaligus bisa dijadikan instropeksi diri bahwa selama ini cara asuh terkait perkembangan fisik- motorik anak masih jauh dari kesempurnaan dan juga masih perlu perbaikan.



BAB II
PEMBAHASAN

A. Berbagai Pandangan Mengenai Perkembangan Fisik - Motorik Anak
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang komples dan sangat mengagumkan. Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip Chepalocaudal , yaitu bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang lebih dahulu, sehingga bagian atas tampak lebih besar daripada bawah. Penelitian terbaru tentang aspek perkembangan fisik seseorang menunjukkan bahwa saat ini baik orang dewasa maupun anak- anak memiliki tinggi dan berat badan yang lebih besar dibandingkan dengan orang- orang pada generasi sebelumnya .



Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu :
1. Sistem syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
2. Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis.
4. Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.

Usia emas dalam perkembangan motorik adalah middle childhood atau masa anak-anak, seperti yang diungkapkan Petterson (1996)
During middle childhood, the body and brain undergo important growth changes, leading to better motor coordinator, greater strength and more skilfull problem-solving. Health and nutrition play an important part in these biological developments.

Pada usia ini, kesehatan fisik anak mulai stabil. Anak tidak mengalami sakit seperti uasia sebelumnya. Hal ini menyebabkan perkembangan fisik jadi lebih maksimal dari pada usia sebelumnya.
The period of middle childhood, from age six to age twelve is, also remarkably free from desease. The average child suffers fewer bouts of illness than during the years before school entry, and the risk of death for a contemporary Australian or New Zealand child is lower than at any earlier or later period during the life span. (Petterson, 1996)

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan sebagainya.Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa berkembang dengan optimal.
Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otak lah yang mengontrol setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi atau kemampuan motorik anak . Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua:
1. Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, mmelompat, naik turun tangga.
2. Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan.

Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan individu secara keseluruhan. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut:
1. Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
2. Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri.
3. Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan baris-berbaris.
4. Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayannya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)
5. Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan self-concept atau kepribadian anak.

Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5% - 10% lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laku-laki dari pada perempuan.
Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.
Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.



Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya . Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem.

B. Deskripsi Perkembangan Fisik –Motorik anak Usia 1 – 5 tahun
Studi tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan anak dapat dibagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan yang cepat dan dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat.
Perkembangan otak sangat pesat saat usia anak 1-5 tahun, selain faktor keturunan, lingkungan juga sangat berperan penting. Kombinasi keduanya menjadikan kemampuan anak luar biasa. Pengembangan kecerdasan anak hendaknya dilakukan sedini mungkin. Karena otak merupakan organ pengatur seluruh bagian dalam tubuh. Seperti gerakan motorik, pengaturan suhu tubuh, pengaturan tekanan darah, sekresi hormon, pernafasan dan pengaturan emosi.
Perkembangan motorik berbeda tingkatannya pada setiap individu. Anak usia empat tahun bisa dengan mudah menggunakan gunting sementara yang lainnya mungkin akan bisa setelah berusia lima atau enam tahun. Anak tertentu mungkin akan bisa melomat dan menangkap bola dengan mudah sementara yang lainnya mungkin hanya bisa menangkap bola yang besar atau berguling-guling. Dalam hal ini orang tua dan orang dewasa di sekitar anak harus mengamati tingkat perkembangan anak-anak dan merencanakan berbagai kegiatan yang bisa menstimulainya.
Berikut ini adalah tabel perkembangan fisik-motorik anak usia 1 – 5 tahun :
Usia Fisik-motorik kasar Fisik- motorik halus

1 tahun
Mampu berjalan dititah pada satu tangan, berjalan beberapa langkah.
Mampu menggenggam dengan lebih baik, dapat melepaskan genggaman bila diminta.
2 tahun Mampu berlari dengan jarak dekat dengan baik, berjalan mundur tanpa kehilangan keseimbangan, mampu menendang bola tanpa jatuh, mampu berdiri dan menangkap bola, mampu meloncat-loncat ditempat, naik turun tangga selangkah demi selangkah, berdiri dengan satu kaki tanpa kehilangan keseimbangan.
Mampu menumpuk 7 kubus, meniru garishorizontal, melipat kertas.

3 tahun Mampu mengendarai sepeda roda 3, mampu melompat, berlari maju mundur.
Mampu menumpuk 10 kardus, meniru kontruksi kubus, membuat lingkaran, bisa main puzzle.

4 tahun Mampu melompat dengan satu kaki, melempar bola dari atas kepala, memanjat, mampu naik turun meja dengan satu kaki dimeja dan satu kaki dilantai.
Mampu menggunakan gunting untuk memotong gambar,mengambar orang 2-4 bagian tubuh selain kepala, serta mampu memilih garis yang lebih panjang diantara 2 garis.
5 tahun Mampu melakukan lompat tali dan berlomba lari
Mampu mengampar segitiga, mengetahui perbedaan berat benda mampu membuat bangunan dari balok.


B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik
1. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
a. Faktor kematangan
Kematangan atau maturity adalah kesiapan fungsi- fungsi baik fisik maupun psikis untuk melakukan aktivitas tanpa memerlukan stimulus dari luar. Misalnya proses anak belajar duduk, merangkak, berjalan atau bercakap- cakap. Proses- prose situ memerlukan periode belajar dan berlatih. Proses- proses di atas tidak akan menunjukkan hasil yang maksimal bila anak belum mencapai kematangannya.

b. Faktor Keturunan
 Tinggi tubuh
Orang tua yang tinggi, cenderung untuk mempunyai keturunan yang tinggi, demikian pula orang tua yang pendek, cenderung akan memiliki keturunan yang pendek pula. Namun tinggi tubuh seseorang tidak dapat diramalkan secara tepat, karena faktor lingkungan, gizi dan kesehatan mempunyai pengaruh pula pada hal itu.


 Kecepatan pertumbuhan
Kecepatan pertumbuhan ternyata juga merupakan sifat yang diturunkan. Penelitian- penelitian pada kembar identik memperlihatkan bahwa haid pertama yang dialami kembar identik perempuan terjadi pada usia yang sama. Demikian pula pada perempuan kakak- beradik, haid mereka pada usia yang tidak begitu berbeda.

c. Pengaruh lain
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan fisik anak, antara lain :
 Perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin akan tampak dalam berbagai kegiatan pada usia 2 - 5 tahun, umumnya anak perempuan lebih pada keterampilan keseimbangan tubuh seperti lompat tali yang merupakan perkembangan motorik halus. Sedangkan pada anak laki-laki lebih pada keterampilan melempar, menangkap, menendang , yang merupakan perkembangan motorik kasar. Setelah usia 5 tahun kemampuan gerak antara ank laki- laki dan perempuan saling menyusul, kecuali pada waktu melempar bola, anak laki- laki lebih tinggi kemampuannya.

 Kondisi waktu lahir
Pada umumnya bayi prematur yang lahir terlalu cepat dan sangat kecil, akan menghadapi berbagai masalah fisik, misalnya terlambat dalam perkembangan geraknya. Tetapi jika mendapat perawatan yang intensif, tidak mustahil akan mengurangi kelambatan perkembangan akibat prematuritas itu.

 Nutrisi
Penyebab ini bukan hanya faktor sosial ekonomi yang lemah saja tetapi juga cara dan kebiasaan keluarga dalam hal makan. Akibat bila seorang anak kurang gizi yaitu: anak akan menjadi lemah dan kurang berminat untuk bermain. Selain itu anak juga mudah tersinggung, pemurung dan kadang gugup.

 Penyakit
Keadaan jatuh sakit akan mempengaruhi pertumbuhan seorang anak. Anak yang sakit berat dan lama akan terlambat pertumbuhannya. Hai ini disebabkan karena kegiatan yang menurun, perubahan pola makan atau penyakit itu sendiri.

2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :
Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual anak. Faktor gizi, pola pengasuhan anak, dan lingkungan ikut berperan dalam perkembangan motorik anak. Perkembangan motorik anak berlangsung secara bertahap tapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang berbeda pada setiap anak.
Faktor lain yang mempengaruhi perkembangan motorik anak, antara lain :
a. Kesiapan anak untuk belajar, baik secara fisik maupun psikis.
b. Motivasi anak untuk belajar.
c. Kesempatan untuk berlatih dalam hal ini adalah waktu luang.
d. Kesempatan untuk belajar. Sebagian anak tidak punya kesempatan belajar karena orang tua terlalu protektif.
e. Bimbingan, terutama koreksi diperlukan ketika anak melakukan kesalahan.
f. Setiap keterampilan harus dipelajari secara khusus. Misalnya cara memegang pensil tidak sama dengan memegang sensok.
g. Setiap keterampilan harus dipelajari satu persatu.
Tidak bijaksana bila guru/ orang tua mengajarkan anak beberapa keterampilan sekaligus, karena akan membuat anak menjadi bingung. Terutama bila berkaiatan dengan koordinasi otot yang sama. Misalnya mengajari anak makan dengan menggunakan sendok dan garpu, mengelap piring serta meronce. Beri kesempatan kepada anak untuk menguasai salah satu keterampilan dulu, baru ajarkan keterampilan berikutnya.

C. Masalah- masalah Perkembangan Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak
1. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
a. Malnutrisi (Kurang gizi)
Pendapat popular menyatakan bahwa masalah kurang gizi biasa ditemui pada anak- anak di dunia ketiga/ Negara miskin. Pendapat ini tidak sesungguhnya tepat, karena di Negara yang telah majupun masih juga ditemui masalah anak yang kekurangan gizi. Semua ini ternyata lebih kepada pola pengaturan makanan yang sehat dan seimbang. Anak yang mengalami malnutrisi akan tampak pada penampilan fisiknya. Dibutuhkan kombinasi antara pengaturan pola makan dan asupan makanan serta kepedulian orang tua untuk melihat adanya tanda- tanda kekurangan gizi pada anak. Di Indonesia pemerintah telah menggalang program gerakan “4 sehat 5 sempurna”, serta program pemberian makanan tambahan bagi anak di puskesmas. Posyandu serta sekolah- sekolah.

b. Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
Ada banyak faktor yang dapat memicu obesitas, salah satunya adalah faktor keturunan. Dari penelitian Sukard (Kail, 2001) ditemukan bahwa berat badan anak yang diadopsi lebih terkait pada orang tua biologisnya disbanding orang tua angkatnya. Jika anak malas bergerak maka lemak akan tertimbun dan membuat tubuh menjadi gemuk. Seiring dengan perkembangan IPTEK anak zaman sekarang cenderung malas bergerak, olah raga juga bukan menjadi kebiasaan hidup mereka. Anak yang mengalami obesitas umumnya memiliki rasa percaya diri yang rendah. Dari faktor kesehatan, obesitas juga memicu berbagai penyakit, seperti darah tinggi dan diabetes. Cara terbaik yang bias dilakukan ialah dengan mengatur pola makan dan rajin olah raga.

2. Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak
a. Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar
 Ketidak mampuan mengatur keseimbangan
Anak- anak yang mengalami kesulitan dalam mengatur keseimbangan tubuhnya biasanya juga memiliki kesulitan dalam mengontrol gerakan anggota tubuh sehingga terkesan gerakannya ragu- ragu dan tampak canggung. Diketahui kurang lebih 80% dari jumlah anak yang memiliki gangguan perkembangan juga mengalami kesulitan pada pengaturan keseimbangan tubuh . Masalah pengaturan keseimbangan tubuh ini berhubungan dengan sistem vestibular atau sistem yang mengatur keseimbangan di dalam tubuh. Jika tidak segera ditangani, kesulitan ini akan dibawa terus oleh anak sampai saat mereka sekolah dan akan mengakibatkan masalah lain, yaitu dalam hal membaca dan menulis.

 Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik
Salah satu perkembangan motorik pada anak yang perlu diperhatikan adalah kemampuan bereaksi yang semakin cepat, koordinasi mata-tangan yang semakin baik, dan ketangkasan serta kesadaran terhadap tubuh secara keseluruhan. Namun, ada anak yang lambat dalam bereaksi. Koordinasi gerakannya juga tampak kacau sehingga sering kali disebut “ceroboh” dan menjadi bahan ejekan temannya. Hal yang menyebabkan masalah tersebut ada 2 yaitu karena anak kurang diberi kesempatan untuk berlatih dan ada kemungkinan anak mempunyai masalah dalam syaraf motoriknya. Untuk alas an yang terakhir ini orang tua perlu mengkonsultasikannya dengan dokter.

b. Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
 Belum bisa menggambar bentuk bermakna
Kegiatan menggambar merupakan hal yang menyenangkan bagi sebagian besar anak. Namun yang perlu diwaspadai adalah jika anak belum dapat menggambar beberapa bentuk yang tergabung dengan baik menjadi satu bentuk yang lebih bermakna. Maka kemampuan anak dalam mempersepsi apa yang ada di sekitarnya perlu dipertanyakan.



 Belum bisa mewarnai dengan rapi
Salah satu cara untuk melatih motorik halus anak ialah dengan member gambar menarik untuk diwarnai. Biasanya anak akan menyukai kegiatan ini dan bereksperimen dengan menggunakan berbagai macam warna yang disediakan.bagi beberapa anak pekerjaan mewarnai memang bukan pekerjaan yang menyenangkan. Apalagi jika hasilnya dibandingkan dengan temannya yang lebih bagus. Hal yag perlu diperhatikan yaitu jika anak enggan untuk mewarnai, cobalah melatih kesabarannya dalam menyelesaikan satu pekerjaan hingga tuntas, sebelum beralih ke pekerjaan lain.

D. Bagaimana Meningkatkan Keterampilan Fisik- Motorik Anak?
Ada banyak faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan motorik pada anak. Selain faktor kematangan alat- alat tubuh, hal yang tidak kalah penting adalah faktor latihan dan pengalaman. Anak- anak usia prasekolah terkadang masih membutuhkan dukungan dan dorongan untuk mengembangkan rasa percaya diri dan kemampuan melakukan kegiatan fisik. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan keterampilan motorik anak :
1. Dunia anak adalah dunia bermain. Beri kesempatan kepada anak untuk bermain yang dapat melatih penguasaan keterampilan motorik kasar dan motorik halusnya. Suasana ‘berlatih’ harus menyenangkan. Usahakan agar pengalaman bergerak ini juga memasukkan unsure eksplorasi dan aktivitas pemecahan masalah sehingga anak termotivasi untuk kreatif.
2. Sediakan peralatan dan lingkungan yang memungkinkan anak melatih keterampilan motoriknya.
3. Perkenalkan dan latihlah anak dengan sebanyak mungkin jenis keterampilan motorik. Semakin banyak jenis ketrampilan yang diberikan akan semakin baik bagi perkembangan motoriknya,
4. Tidak membeda-bedakan perlakuan antara anak laki- laki dengan perempuan, karena sesungguhnya pada usia ini kemampuan dan ketertarikan anak terhadap aktivitas motorik adalah sama.
5. Jangan menekankan pada kekuatan dan kecepatan, tetapi perhatikan gerakan dan postur tubuh yang benar dalam melakukan aktivitas motorik tersebut.
6. Bersabar dalam menghadapi anak, karean berkembangnya suatu keterampilan motorik juga tergantung waktu dan keinginan anak untuk menguasai.
7. Pada dasarnya setiap anak adalah unik. Oleh karena itu janganlah membandingkan kemampuan motorik anak dengan anak lain yang seusia dengannya.
Selain itu ada juga stimulasi yang bisa diberikan unruk mengoptimalkan perkembangan motorik anak , antara lain:
1. Dasar-dasar keterampilan untuk menulis (huruf arab dan latin) dan menggambar.
2. Keterampilan berolah raga (seperti senam) atau menggunakan alat-alat olah raga.
3. Gerakan-gerakan permainan, seperti meloncat, memanjat dan berlari.
4. Baris-berbaris secara sederhana untuk menanamkan kebiasaan kedisiplinan dan ketertiban.
5. Gerakan-gerakan ibadah shalat




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Dalam hal ini para ahli psikologi mengemukakan berbagai teorinya tentang perkembangan fisik- motorik anak.

2. Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Fisik-Motorik
A. Faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak :
1) Faktor kematangan
2) Faktor Keturunan
 Tinggi tubuh
 Kecepatan pertumbuhan
3) Pengaruh lain
 Perbedaan jenis kelamin
 Kondisi waktu lahir
 Nutrisi
 Penyakit

B. Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anak :
1) Kondisi fisik dan intelektual anak.
2) Faktor gizi
3) Pola pengasuhan anak
4) Lingkungan




4. Masalah- masalah Perkembangan Fisik – Motorik yang Sering dialami Anak
A. Masalah dalam Perkembangan Fisik Anak
1) Malnutrisi (Kurang gizi)
2) Obesitas (Kelebihan Berat Badan)
B. Masalah dalam Perkembangan Motorik Anak
1) Masalah/ Kesulitan dalam motorik kasar
 Ketidak mampuan mengatur keseimbangan
 Reaksi kurang cepat dan koordinasi kurang baik
2) Masalah/ Kesulitan dalam Motorik halus
 Belum bisa menggambar bentuk bermakna
 Belum bisa mewarnai dengan rapi

B. Saran
1. Masa balita merupakan masa emas (golden age) bagi tumbuh kembang seorang anak, baik dari segi fisik maupun motorik, untuk itu perlu adanya perhatian khusus agar perkembangan anak berlangsung secara optimal.
2. Keterampilan fisik yang dibutuhkan anak untuk kegiatan serta aktifitas olah raga bisa dipelajari dan dilatih di masa-masa awal perkembangan. Sangat penting untuk mempelajari keterampilan ini dengan suasana yang menyenangkan, tidak berkompetisi agar anak-anak mempelajari olah raga dengan senang dan merasa nyaman untuk ikut berpartisipasi. Hindari permainan di mana seseorang atau sekelompok orang menang dan kelompok lain kalah. Sedangkan kekuatan fisik, koordinasi, keseimbangan dan stamina secara perlahan-lahan dikembangkan dengan latihan sehari-hari. Lingkungan luar ruangan tempat yang baik bagi anak untuk membangun semua keterampilan ini.
3. Perkembangan motorik anak akan lebih teroptimalkan jika lingkungan tempat tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak bebas. Kegiatan di luar ruangan bisa menjadi pilihan yang terbaik karena dapat menstimulasi perkembangan otot. Jika kegiatan anak di dalam ruangan, pemaksimalan ruangan bisa dijadikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk berlari, berlompat dan menggerakan seluruh tubuhnya dengan cara-cara yang tidak terbatas. Selain itu, penyediaan peralatan bermain di luar ruangan bisa mendorong anak untuk memanjat, koordinasi dan pengembangan kekuatan tubuh bagian atas dan juga bagian bawah. Stimulasi-stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan motorik kasar. Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis.

C. Kata Penutup
Syukur Alhamdulillah penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan nikmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun dengan segenap kemampuan yang ada dan dengan rasa tawakal kepada-Mu yaa Rabb. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Tiada lain kecuali sebuah untaian kata harrapan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun, bagi pembaca dan bagi instansi terkait.
Akhirnya, penyusun hanya dapat mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.






DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2008. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Hurlock, Elisabeth B. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Hildayani, Rini. 2005. Materi Pokok Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : Universitas Terbuka.
Mussen, Paul Hendry,dkk. 1984. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga
Rochmah, Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta :Teras.
http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/03/aspek-perkembangan-motorik-dan keterhubungannya-dengan-aspek-fisik-dan-intelektual-anak-part-2/html. 23-10-10/11:56

http://hbis.wordpress.com/2009/10/24/perkembangan-aspek-fisik-motorik-kognitif-bahasa-moral-sosial-emosi-dan-agama-dari-bayi-hingga-kanak-kanak/html.23-10-10/12:46

Tidak ada komentar:

Posting Komentar